Kemarin malam aku nonton acara tv yang membicarakan petani tembakau di Temanggung, Jawa Tengah. Acara itu lebih banyak menyingkap sisi glamor para petani. Hah...? Serius nih petani bisa glamor, royal dalam membelanjakan uangnya? Apa hanya petani tembakau saja? Jangan salah sangka dulu. Petani di Jawa Tengah sebenarnya sudah cukup mapan, kecuali yang belum.
Dalam acara itu, terungkap bahwa petani tembakau di sana memperoleh hasil yang melimpah setiap kali panen, kecuali kalau gagal panen tentunya. Tapi sayangnya, hasil ini membuat para petani terbuai kehidupan duniawi. Hasil panen pun mereka tukarkan dengan kendaraan bermotor atau barang elektronik seperti TV dan DVD player. Mungkin memang begitulah cara mereka bersyukur. Di akhir acara, Bupati Temanggung berkata bahwa tak banyak dari mereka yang bisa menahan nafsu duniawinya dan menabung sebagian uang hasil jerih payahnya. Tapi begitulah kehidupan. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 243, yang terjemahannya:
Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
Juga dalam surat Yunus (10) ayat 60, yang terjemahannya:
Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri(nya).
Jadi, masihkah kamu akan mengikuti kebanyakan orang? Hanya ikut-ikut kebanyakan orang? Padahal banyak disebutkan dalam Al-Quran bahwa golongan kebanyakan malah yang "salah", salah dua contohnya adalah dua ayat yang disebutkan di atas.
Nah, alhamdulillah banget, ayahku, yang juga petani (bukan tembakau, melainkan tebu), tidak termasuk orang yang royal dalam membelanjakan uangnya. Bahkan, sampai saat ini pun tidak ada barang yang khusus untuk menonton video macam DVD player di rumahku (kalau komputer kan beda).
Katanya, dulu waktu mengawali karir sebagai petani tebu ya biasa saja. Dimulai dari menyewa sejengkal tanah untuk ditanami tebu. Hasil panennya yang sedikit tentu sangat tidak arif untuk dibelanjakan semuanya. Sebagiannya harus dijadikan modal untuk menyewa tanah lebih luas lagi dengan harapan hasil yang dicapai akan berlipat ganda.
Bola itu bundar. Bumi pun tidak kotak. Apa sih...? Panen tebu pun tidak selalu berhasil. Acapkali terjadi gagal panen. Penyebab gagal panen tebu biasanya sih kebakaran. Kayanya ini yang paling parah, karena tebu benar-benar tidak bisa disulap jadi gula. Kalau tebu tumbuh tidak sehat kan masih bisa diperas jadi gula walaupun hasilnya kurang baik.
Di balik kesuksesan sebagian petani ada sebagian lagi yang kurang beruntung. Dulu kita pernah menjadi macan Asia. Gerindra! .... (Lupa lanjutannya)
Sekarang zamannya aku. Aku yang saat ini sudah mendapatkan uang dari kerja serabutan belum bisa memanfaatkan uang yang ada untuk diputar kembali sebagai modal untuk usaha. Aku hanya bisa menabungnya sedikit demi sedikit dan jika sudah cukup banyak aku tukarkan dengan emas. Sampai saat ini sih baru punya satu batang emas 10 g. Insya Allah sebentar lagi bisa membeli beberapa keping koin dinar. Kenapa emas? Ya gampang saja, karena saya berharap harta saya tidak turun nilainya.