Saturday, November 1, 2008

Beli Emas Batangan

Sejak awal kuliah di ITB, sebenarnya aku sudah punya penghasilan sendiri. Namun, berhenti setelah semester 3 kalau tidak salah. Waktu itu hanya menjual kue di kampus. Nah, mulai semester 5 aku punya penghasilan lagi hingga saat ini dari pengabdianku kepada ComLabs. Mulai dari operator akses publik hingga instruktur/asisten pelatihan. Ada tambahan juga dari KP saat libur kuliah yang lalu dan lain-lainnya. Awalnya, aku simpan sedikit demi sedikit uang itu di kosan dan setelah memungkinkan untuk ditabung di bank, aku tabung di bank. Nah, setelah mendapat uang dari KP, aku bingung uangnya akan diapakan. Pas bulan Ramadhan yang lalu, aku dapat hidayah. Tiba-tiba terlintas di pikiran untuk mengkonversi uang hasil KP ke emas batangan. Mulailah mencari informasi ke segala penjuru dunia melalui internet. Situs yang beruntung aku kunjungi pertama kali dan langsung dapat informasi sangat menarik darinya adalah blog punya teman sesama mahasiswa ITB, di sini. Selain informasi sedikit mengenai emas, si empunya blog juga memberi informasi di mana kita bisa membeli emas batangan di Bandung berdasarkan pengalamannya, yaitu di Goldsmart-9999 (update: nama situsnya diganti menjadi http://goldsmart9999.com). Kemudian situs kedua yang menyediakan informasi menarik lagi ada di sini. Dari kedua situs itu, aku sudah sangat berminat untuk mengkonversikan uangku ke emas batangan atau biasa juga disebut emas lantakan. Setelah lebaran dan kembali ke Bandung, aku sudah punya rencana untuk segera membeli emas batangan 10 g. Beli segitu dulu saja. Sebenarnya pekan lalu adalah waktu yang sangat tepat untuk membelinya. Harga spotnya (di New York Globex) pada suatu penutupan turun drastis menjadi 720an per oz atau troy ounce yang setara dengan 31,1 g. Itu terendah dalam setahun ini. Harga tersebut bisa dilihat di sini. Rupiah pun masih di kisaran Rp 9 ribu per USD. Dan waktu itu harga emas batangan untuk pecahan 10 g di Goldsmart-9999 adalah Rp 265 ribu per g atau Rp 2,65 juta untuk satu batangnya. Dan karena waktu itu lagi pekan UTS dan ada beberapa tugas kelompok, jadi aku belum bisa membelinya. Awal pekan depannya (pekan ini) harga kembali merangkak naik cukup tajam dan juga Rupiah merosot terhadap USD sehingga harga emas di Goldsmart-9999 pun ikut naik. Alhamdulillah, di hari Kamis yang lalu terjadi penurunan harga emas dan Rupiah menguat sedikit. Aku pun langsung merencanakan untuk membeli esok harinya (kemarin). Sebelum sholat jumat aku lihat dulu harga di Kitco dan juga di Goldsmart-9999. Harga emas batangan pecahan 10 g di Goldsmart-9999 waktu itu Rp 282 ribu per g. Lumayan lah untuk pembelian pecahan kecil seperti ini. Setelah sholat jumat aku hubungi Pak Marianto (pemilik Goldsmart-9999) melalui telepon. Alhamdulillah, ada stoknya. Gosipnya sih stok sekarang cukup langka (di Logam Mulia dilihat di situsnya pun tidak ada stok 10 g). Harganya pun lebih rendah dari yang ditulis di situsnya, jadi Rp 280 ribu per g atau Rp 2,8 juta satu batangnya. Langsung janjian jam 13.30 ketemu di BCA Dago. Sebelum ke BCA Dago, aku harus menyiapkan uangnya dulu. Aku ambil dulu di ATM. Aku ingin kas saja pembayarannya. Jam 13.25 aku pun sudah tiba di BCA Dago. Hehe, tidak telat nih. Menunggu hingga sekitar 20 menit baru ketemu dengan Pak Marianto. Sebelum transaksi, dia cerita banyak tentang emas hingga waktu menunjukkan pukul 14.40. Obrolan ini membuat kepalaku cukup pusing (penyakit apa ini yah?). Setelah itu, transaksi terjadi dan aku pun sekarang memiliki emas batangan 10 g bersertifikat Antam. Berikut ini gambar emas dan sertifikatnya, diambil dengan menggunakan kamera ponsel Sony Ericsson K800i. Sehari sebelum transaksi tersebut aku cari-cari informasi mengenai emas dalam bentuk lain, yaitu dinar. Nah, rencananya aku juga akan membeli koin dinar nanti. Penjual di Bandung ada di jaringan Wakala Nusantara, Gerai Dinar, dan Dinar Emas 24K. Ada perbedaan di kadar emas yang digunakan di ketiga penjual tersebut. Di Wakala Nusantara dan Gerai Dinar emasnya 22K, sedangkan di Dinar Emas 24K sesuai dengan namanya emasnya 24K. Dan sepertinya gambar di koinnya pun berbeda seperti yang terlihat di situs mereka. Sepertinya aku akan membeli yang 22K karena gambarnya lebih menarik, hehe. Kalau untuk membeli dirham (1 dirham = 2,975 g perak murni), belum terpikirkan. Ini contoh gambar yang 22K, diambil dari sini: Dan ini contoh gambar yang 24K, diambil dari sini: Aku punya pertanyaan. Jika kita menggunakan dinar-dirham dan kita ingin membeli sesuatu yang harga biasanya di bawah Rp 1000, bayarnya bagaimana? Apakah harga barang disesuaikan dengan pecahan yang ada? Untuk apa ya emas-emas itu nantinya? Mungkin sebagiannya untuk perhelatan akbar yang entah kapan berlangsungnya.

6 comments:

  1. assalamualaikum bang hafni...
    duh, lama tak berjumpa.
    piye kabare??
    wah, aku baru tau deh ternyata kita bisa nyimpen uang dalam emas batangan.
    udah punya emas berapa batang neh haf?
    hehehe

    ReplyDelete
  2. Untuk yang berminat investasi di Logam Mulia Emas (Koin / Batangan)
    baca tips dan kiat-kiat nya di blog k-4-s.info : Tips Belanja Emas Koin / Batangan
    Semoga bermanfaat.
    mohon masukannya juga jika ada yang kurang pas.

    ReplyDelete
  3. Dinar bukan hanya untuk disimpan, tetapi Dinar harus dapat menggerakkan sektor riil yang sesungguhnya. Baik Aqad pinjaman (Qard) maupun bagi hasil (Qirad/Mudharabah) insya Allah akan selalu bisa berjalan dengan adil dengan menggunakan satuan pencatatan Dinar ini. Bagaimana mekanisme/caranya? Silahkan kunjungi website kami:
    - www.dinarislam.com
    - www.facebook.com/dinarislam
    - www.twitter.com/dinarislam

    ReplyDelete
  4. emasITB.com atau ITBemas.com , jual beli emas batangan 24 karat antar mahasiswa ITB ganesha 10, bandung.

    ReplyDelete
  5. Sebaiknya mengambil emas dari Wakala Induk Nusantara (WIN) hxxp://www.wakalanusantara.com. Karena WIN adalah bagian dari gerakan dunia yang lebih besar lagi bernama Murabitun, hxxp://en.wikipedia.org/wiki/Murabitun. Gerakan ini bermaksud mengembalikan pilar2 Islam yang telah ditinggalkan. Salah satunya adalah pembayaran zakat dengan dinar dan dirham.

    Karena itulah mereka tidak hanya mencetak dinar dan dirham. Mereka juga membangun baitul maal yang menerima dan menyebarkan dinar dan dirham. Mereka juga membangun pasar baik itu yang periodik maupun yang permanen. Karena dinar dan dirham itu bukan alat untuk menimbun harta, seperti fungsi emas batangan. Dinar dan dirham itu alat pembayaran zakat, perdagangan, pembayaran mahar (mahar sebaiknya dibayar dengan harta, bukan dengan seperangkat alat shalat), dll.

    Baitul maal yang dibangun oleh pengurus WIN yang menerima dan membagikan dinar dan dirham adalah Baitul Maal Nusantara, hxxp://www.bmnusantara.org. Pasar terbesar yang diprakarsai oleh WIN adalah Kampung Wisata Dinar dan Dirham Cilincing. Ini adalah kampung sepanjang 1.2km yang toko2nya menerima dinar dan dirham. Yang paling membanggakan dari kampung ini adalah penghuninya bukanlah orang2 elit, tetapi pengetahuan mereka akan uang kertas vs dinar&dirham sungguh luar biasa. informasi lengkap mengenai pasar dinar dan dirham bisa dilihat disitus WIN. WIN juga membentuk semacam asosiasi pedagang penerima dinar dan dirham yang bisa dilihat di hxxp://www.jawaradinar.com.

    Sama seperti gerakan Murabitun yang berskala global, WIN juga menggunakan standar global yang diterima oleh berbagai negara yang mencetak dinar dan dirham berdasarkan standar Islamic Mint. Artinya, koin yang dibeli di Indonesia bisa digunakan di negara lain. hxxp://www.islamicmint.com/standards/index.html alamat ini menjelaskan ciri-ciri koin yang mengikuti standar islamic mint. Ada kabar menggembirakan dari Malaysia. Malaysia pada saat saya menulis ini adalah satu-satunya negara bagian di dunia yang mencetak dinar dan dirham dan menjadikannya sebagai mata uang resmi. Dan standar yang mereka pilih adalah standar dari Islamic Mint.

    Ini hanya saran.

    ReplyDelete