Saturday, March 22, 2008

Keberhasilan Tim Bundel Soal Gamais Plus 2007

Walaupun sudah lama, tapi tak apa lah aku tulis sekarang. Pada tanggal 25 Februari 2008 kepanitiaan Bundel Soal Gamais Plus 20081 berakhir sudah. Sebenarnya sih sudah selesai semester kemarin. Sudah ditutup. Namun, masih ada satu janji yang belum dipenuhi kepada para distributor kelas, yaitu hadiah untuk distributor terbaik2 dan juga kaos untuk masing-masing kelas. Tidak semua distributor kelas mendapatkan kaos ini karena memang jumlahnya terbatas. Satu kelas ada yang 1 distributor dan juga ada yang 2. Jadi, panitia membaginya per kelas, bukan per orang. Trus, siapa pemenang hadiah utama sebuah ponsel? Dia adalah Alfadho "Dodo" Khasroh, anak STEI, "kera Ngalam", kelas Kalkulus 8. Dia satu-satunya distributor di kelasnya. Padahal, pada waktu pendaftaran, kelasnya merupakan penyumbang calon distributor terbanyak. Dia sebenarnya tidak terpilih untuk jadi distributor proyek ini karena dia juga mendaftar distributor jaket angkatan3. Panitia menginginkan dia menjadi distributor jaket tersebut karena memang harus dibagi agar adil. Tapi, setelah dipilih dua orang dari kelas itu, satu orang yang diterima mengundurkan diri dan mengalihkan haknya kepada Dodo. Ketika ada pertemuan lagi, tiba-tiba panitia dikejutkan dengan munculnya teman sekelas Dodo yang tiba-tiba ikut pertemuan distributor. Jadi, ada tiga distributor kelas Kalkulus 8 menghadiri pertemuan itu. Dan entah kenapa, di pertemuan-pertemuan berikutnya tinggal Dodo seorang yang masih memegang amanah ini. Bagaimana cara Dodo menjalankan aksinya? Dari yang terekam olehku, selain menjajakan barang di kelasnya sendiri, dia juga menawarkan produk-produk yang dijual di kelas lain--setelah batas waktu tertentu, diperbolehkan untuk menjajah kelas lain. Aku juga pernah melihat dia ada di stan milik Gamais di gerbang Ganesa dengan bundel soal Gamais ditata rapi di atas meja stan. Mungkin juga dia menjualnya ke teman-temannya di kosan/asrama dan ke teman-temannya se-SMA. Agresif banget dah. Di luar dugaan pokoke. Kenapa disebut Bundel Soal Gamais Plus? Kali ini panitia tidak hanya menjual Bundel Soal Gamais. Panitia juga menyediakan buku-buku kuliah (Kalkulus, Fisika, dan Kimia), kalkulator, papan jadwal (buatan sendiri, ada logo Gamais), dan flashdisk. Setelah terseok-seok di awal, panitia akhirnya memetik hasil yang sangat fantastis. Bundel soal yang diproduksi total sebanyak 4500 buah terjual habis4. Bahkan konsumennya bukan hanya dari kalangan mahasiswa TPB saja, melainkan dari kalangan mahasiswa S2 juga. Aku punya cerita cukup menarik. Waktu itu, ketika mengurus penyerahan barang kepada para distributor, tiba-tiba ada dua mahasiswi S2 menanyakan apa masih ada 2 bundel soal Fisika. Karena di tempat itu sudah habis, aku pun bergegas ke sekre Gamais karena seingatku di sana masih ada. Setiba di sana, bundel soal Fisika tinggal dua buah. Itu pun cacat. Sampulnya mengelupas, jangan-jangan di dalamnya ada yang rusak juga. Kemudian aku keluar dan menyerahkannya kepada salah satu dari dua mahasiswi tadi dan bilang, "Ini Mba, ada dua, tapi rusak gitu." Dia pun memberikan uang sebagai tanda persetujuan jual beli. Semoga ini bukanlah yang terakhir kali aku berkontribusi untuk Gamais. Masih banyak cara untuk melakukannya. Tetap semangat, tetap istiqomah, biar tetap bisa berkontribusi untuk Islam. Alhamdulillah. Hafni Sulun matur nuwun kagem:
  • Allah, atas kehendak-Mu semua ini terjadi.
  • Rasulullah SAW beserta para sahabat, atas perjuangan kalian Islam mampu bersinar terang hingga ke Institut Tarbiyah Bangsa, eh Institut Teknologi Bandung ini.
  • Kedua orang tuaku, kasih sayang orang tua takkan terbalas oleh anak.
  • Kak Agun, terima kasih atas bimbinganmu.
  • Luthfi dan Gumi, maaf bila aku merepotkan kalian dan belum bisa memenuhi harapan, terima kasih sudah menemaniku.
  • Dina, Desi, dan akhwat-akhwat Depkon G lainnya, terima kasih banget sudah membantu.
  • Para pencari barang tambahan yang dijual: Satria, Ridwan, Riandi; tanpa kalian mungkin barang yang dijual sedikit banget.
  • Mas Tyo, terima kasih desain sampulnya, bagus banget, tapi maaf ya, kami edit tanpa sepengetahuanmu.
  • KM3, Maifi, dan Kamamuki; terima kasih telah membuat pembahasan BSG kali ini.
  • Para ujung tombak alias distributor kelas, kalianlah penentu kemenangan ini (tanpa melupakan Yang Maha Berkehendak).
  • Para konsumen, semoga puas dengan apa yang kami persembahkan.
  • Tim BSG 2008: Gibran, Dodo, Dhana, dkk.; semoga kalian bisa lebih baik daripada tahun ini. Denger-denger, 100 juta?! Aamiin.
  • Dan pihak-pihak lain yang telah memberikan dukungan hingga ludesnya BSG yang kami produksi.

1 Nama ini hanyalah fiktif belaka, tapi berdasarkan kisah nyata, hanya diplesetkan.
2 Namanya terbaik ya hanya satu
3 Sama-sama proyek Depkon Gamais.
4 Dikurangi bundel soal yang tidak terjual karena rusak.

Wednesday, March 12, 2008

Nyrempet Mitsubishi Lancer

Siang tadi pas mau berangkat kuliah, aku nyrempet mobil cukup mewah, Mitsubishi Lancer. Mobil itu sudah dimodif cukup keren, di antaranya cat bagus, pelek lebar, ban tipis. Selepas sholat Dzuhur berjamaah di Masjid LIPI, aku pulang ke kosan, terus siap-siap berangkat kuliah. Sebelum ke kampus, aku makan dulu di Cisitu. Nah, selepas makan, di depan gerbang Cisitu LIPI, aku (mengendarai motor) nyrempet mobil itu1. Nyrempet bagian depan-kanan-nya hingga menyebabkan bempernya rusak (pengaitnya patah, memble deh itu bemper) dan catnya lecet. Kalau motorku sih hanya luka di pedal transmisi (bengkok dan karetnya lecet). Ini murni salahku. Awalnya aku kira tidak menyebabkan luka. Jadi, aku tancap gas saja. Tapi si pengemudi mobil itu membunyikan klakson. Aku pun memperlambat laju dan akhirnya berhenti. Ya Allah semoga tidak terjadi hal yang sangat buruk. Berharap pengemudinya seperti bapakku. O ya, bapakku mah kalau ditabrak gini, tidak mempermasalahkan, tidak berhenti, langsung jalan saja. Misalnya pas mudik lebaran tahun lalu ke Wonogiri. Mobil yang keluargaku naiki (bapakku sebagai pengemudi) ditabrak dari belakang oleh mobil lain hingga cedera parah. Lebih parah daripada yang aku tabrak ini. Tapi, bapakku tetap melaju santai. Mobil yang nabrak itu malah berhenti. Setelah aku dan mobil yang aku tabrak berhenti, si pengemudi turun (hanya satu orang di dalam mobil itu). Ternyata dia seumuran denganku. Alhamdulillah, orangnya baik. Kami pun berdiskusi untuk menyelesaikan ini hingga akhirnya disepakati kami ke bengkel (di Kandaga) bersama dan aku yang akan membayar biaya perawatannya--karena memang aku yang salah walaupun dia naik mobil dan aku naik motor. Terpaksa deh bolos kuliah IF3291. Sesampai di bengkel, kami dan orang bengkelnya ngobrol tentang mobil itu dan juga tentunya masalah harga perbaikan. Dari pembicaraan singkat itu, aku dapat info, antara lain mobil itu pernah mengikuti kontes (mungkin sering), beberapa hari lagi mau ikut kontes lagi, dikontrak Djarum Black pula (di bodi mobil ada iklan Djarum Black, rokok pemilik mobil itu pun bermerek Djarum Black), kemarin mobil itu baru saja keluar dari bengkel karena musibah (yang ini dibiayai Djarum Black). Setelah sepakat masalah harga aku pun melihat uang tunai yang aku bawa. Ternyata kurang. Untung di dekat situ ada BNI + ATMnya. Aku pun ke ATM itu. Aku terkejut ketika melihat ada tulisan yang intinya ATM sedang tidak dapat dipergunakan. Ya Allah.... Aku masuk deh ke bank dan menanyakan ke satpam apakah bisa ambil uang tanpa buku tabungan. Jawabnya tidak bisa. Katanya di sebelah timur (lurus terus) ada ATM BNI lagi kira-kira 700 m. 700 m? Dekat lah. Jalan kaki saja. Aku pun jalan berharap menemukan ATM. Kira-kira 500 m jalan, di persimpangan, aku baca plang: ada ATM Niaga di RS Santo Yusup Cikutra. Aku pun belok ke arah utara dan ke ATM Niaga itu. Karena bukan ATM BNI, aku gunakan ATM Shar-E biar gratis. Lagi-lagi aku diberi cobaan. Uang tidak keluar. ATM bilang ada error, kira-kira "Transaksi tidak dapat dilakukan saat ini. Silakan coba lagi nanti.". Ya Allah.... Aku pun balik lagi ke simpang tadi dan melanjutkan perjalanan ke timur mencari ATM. Jalan sekitar 200 m, aku melihat ada BRI. Aku dekati, ternyata hanya bank, tanpa ATM. Jalan lagi deh. Dan akhirnya melihat banyak bank di depan. Memang area perbankan di sini. Yang paling dekat adalah Bank Danamon + ATMnya di seberang (sebelah selatan) jalan. Karena bukan BNI lagi, aku pakai ATM Shar-E. Eh, gagal maning, gagal maning. Duite ora metu. Pesan error-nya sepertinya sama dengan yang di ATM Niaga tadi. Ya Allah.... Aku jadi yakin ini karena memang saldonya kurang. Yang buat program ATMnya tidak beres nih. Masa pakai pesan global gitu, tidak spesifik. Su'udzonnya lagi, jangan-jangan saldonya tetap dikurangi seperti yang pernah aku alami di ATM BNI. Karena sudah cape dan buru-buru, aku pun mencoba menggunakan ATM BNI yang saldonya masih cukup. Alhamdulillah, berhasil. Setelah keluar dari ATM, aku melihat ada plang ATM BNI di seberang jalan sebelah timur kira-kira 50 m. Ternyata itu ATM BNI-nya. Ini sih bukan 700 m dari ATM BNI depan Kandaga. Menurutku ini 1,5 km--apa perasaanku saja?. Coba saja deh, hitung sendiri. Ya wis lah. Sekarang balik ke bengkel. Jalan kaki lagi atau naik angkot ya? Jalan kaki dong. Cuma 1,5 km kok. Hehe. Bagiku lebih baik jalan kaki. Aku tidak suka naik angkot jarak dekat seperti itu kecuali lagi pengen naik angkot atau tidak pengen jalan kaki. Lagian, kalau naik angkot juga tidak bisa sampai Kandaga karena di persimpangan ke arah Kiaracondong, angkot harus belok kiri. Jalan kaki lagi deh. Cape. Aku jalan cepat lagi, dengan langkah panjang pula--kebiasaan kalau jalan sendirian. Sesampai di bengkel, si pengemudi Lancer tadi sudah tak kelihatan. Kata orang bengkel, "Dia sudah pergi. Urusan mobil biar langsung sama Mas saja." Sudah cape-cape, ternyata dia sudah pergi. Aku bayar deh biayanya dan bergegas ke kampus karena masih ada kuliah IF3211 jam 4 sore. Akhirnya, alhamdulillah, yang penting tidak punya hutang.
1 Dari ketiga kecelakaanku ketika naik motor, selalu aku mengendarainya dengan pelan. Pertama, nabrak sepeda (sampai aku dan pengendara sepeda itu cedera). Kedua, nabrak truk (truk beneran lho). Dan ketiga, nabrak mobil (ini). Bener kata bapakku, pelan itu lebih susah daripada kencang. Makanya pas belajar dulu pelan-pelan. Kalau mau kencang kan tinggal pelintir gas lebih dalam saja.